sekilas tentang batik cikadu (Batik Banten)

Tangan dingin Umi Adi Susilo tidak hanya berhasil mencipta Batik Semarang dan Batik Betawi. kedatangannya ke Tanjung Lesung yang tak memiliki pusat oleh oleh, memikat hatinya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat kampung cikadu, Desa Tanjung Jaya, kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglan, Banten.

sejak pelatihan di mulai pada 21 april 2014 lalu, kini Sanggar Batik Cikadu sudah menciptakan puluhan motif. motif-motif tersebut digali dari kekhasan budaya, flora dan fauna yang ada diwilayah kabupaten Pandeglang. beberapa motif diantaranya adalah motif badak jawa atau badak bercula satu dengan beragam corak, motif gondang lisung, rampak beduk, bunga honje, gebang dan lain lain. namun dari puluhan motif tersebut, motif badak bercula satu dan gondang lisung menjadi motif yang paling banyak di buru pecinta batik.

Tak hanya motif yang khas, warna-warna Batik Cikadu terbilang tegas sehingga menjadikan batik dapat dinikmati semua kalangan, bukan saja "milik" orang tua, anak  muda pun kini tak malu lagi mengenakannya. selain badak, Batik Cikadu menjadi ikon lain di kabupaten Pandeglang dalam bentuk yang berbeda.

Batik yang berasal dari kata bahasa Jawa, yaitu "amba" yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik" diharapkan tak hanya dikenal sebagai warisan kemanusiaan seperti yang ditetapkan oleh UNESCO bertahun lalu. kehadiran Batik Banten, Batik krakatoa, maupun Batik Cikadu Tanjung Lesung diharapkan bukan hanya sebuah upaya guna melestarikan warisan budaya dan menjaga batik agar tidak punah, tapi juga berkontribusi terhadap pengingkatan ekonomi lokal serta yang terpenting menjadi bagian dari indentitas kedaerahan.

dikutip dari buku "Batik ing Banten" komunitas perajin Batik  dari Provinsi Banten bersama Sonny Muchlison & Debbie S. Suryawan. penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2018


Komentar